Aek Lalu Batu So, PETI Kotanopan Terus Beroperasi

Daerah908 Dilihat

MNC Trijaya Mandailing Natal (02/04) (Panyabungan) – Istilah ” Aek Lalu Batu So (Mandailing-red)” seperti istilah “anjing menggonggong kafilah berlalu” ini pantas dinobatkan untuk pemerintah daerah kabupaten Mandailing Natal ( Madina), Sumut begitu juga untuk aparat penegak hukum ( APH). kian santar terberitakan di berbagai media sosial dan media online tentang pertambangan emas tanpa izin ( PETI) di kelurahan Kotanopan kecamatan Kotanopan yg bahagian dari kabupaten Mandailing Natal serta merupakan kampung halaman orang kedua di Madina yakni Wakil Bupati.

Hot, topik dalam platform media online seputar Mandailing Natal dihiasi berita tentang tambang ilegal di Kotanopan. Baru-baru ini ada juga tentang ratusan Warga Sambangi Mako Polsek Kotanopan dengan tidak menutup Tambang tersebut dan di sisi lain banyak para tokoh yang ingin tambang ilegal itu ditutup.

Desakan mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat ( LSM) serta organisasi masyarakat (ormas) untuk tambang emas ilegal terus digaungkan serta laporan ke pihak APH.

Kapolres Madina AKBP Arie Paloh pernah mengatakan dalam pemberitaan “Hukum Tidak Akan Kalah Dengan Kepentingan Pelaku PETI” namun terkesan hanya sebatas omongan belaka, pasalnya hingga kini tambang ilegal itu masih beroperasi.

Hal itu Diungkapkan Salman Rais ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Madina kepada media ini, by WhatsApp Selasa, (02/04/2024).

“Aek lalu batu so” diucapkan Salman

” Pertimbangan seperti apalagi yang seharusnya dipikirkan APH, jikalau itu benar menyalahi dan merupakan kejahatan kenapa tidak ada tindakan?” Tanya Salman

Salman menilai sudah sepatutnya detik ini juga jangan sampai besok ditindak. Para pelaku PETI Kotanopan itu sudah mencoreng institusi Polri, kantor Polsek Kotanopan tidak jauh dari lokasi tambang hanya beberapa ratus meter saja dan di tepi jalan.

” Tolonglah bapak Kapolres Madina indahkan permintaan dan desakan LSM, ORMAS, Organisasi Kemahasiswaan itu. Jangan tutup mata, lihat lokasi tambang porak-poranda, jangan lagi banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menutup PETI. Tutup total dan biarkan kearifan lokal seperti yang dulu yakni “manggore/mandulang” atau juga menggunakan mesin dongpeng” harapnya

Disisi lain Salman juga meminta Pemkab Madina untuk ikut berperan aktif untuk penutupan PETI Kotanopan. Wakil Bupati Madina kemarin sedang berada di Pasar Raya Kotanopan bagikan santunan anak yatim, tapi lupa menoleh sekitar mesjid Jambur Tarutung kelurahan Kotanopan, ada Aktivitas PETI yang sedang mengeruk hasil bumi secara ilegal. ( Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *