MNC Trijaya Mandailing Natal (09/01) (Ulu Pungkut) – Tanaman kopi membuat kualitas hidup petani dan pekebun di Simpang Banyak Julu kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal ( Madina) semakin baik. Tarap hidup Para petani kopi meningkat dari sebelumnya.
Rasoki salah satu petani kopi mengaku kepada wartawan hampir 70 Persen warga di Simpang Banyak Julu memiliki lahan kopi di simpang banyak dengan berbagai jenis varian kopi. Minggu, (08/01).
Dia mengelola 2 hektare lahan yang ditanami kopi robusta dan Arabika . Apalagi perawatannya lebih mudah sehingga memberikan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman karet yang harus setiap hari di deres.
“Saya harus ke kebun setiap hari waktu masih menderes karet, begitu beralih menanam kopi, saya bisa ke kebun seminggu sekali. Harga kopi dua sampai tiga kali lipat dari karet timbang basah ( belum di olah). Hidup saya lebih baik, menyekolahkan anak dan kebutuhan lain” kata Rasoki
Rasoki menjelaskan panen kopi lebih cepat daripada tanaman karet. Kopi robusta cukup mengunggu waktu 2,5 tahun setelah tanam dan kopi Arabika cukup 2 tahun.
Tanaman Kopi merupakan sandaran hidup masyarakat Simpang Banyak Julu . Hutan yang di tanami kopi sangat cocok untuk tanaman kopi dari pada tanaman karet sebab ketinggian lahan kopi mencapai 1.400 meter diatas permukaan laut.
” Perlu banyak pembinaan dari pemerintah untuk Pengelolaan ke arah yang lebih baik sehingga kemampuan warga untuk mengelola hutan kopi pun berkembang dan menghasilkan Kualitas kopi yang lebih baik” sambung Rasoki
” Standar harga kopi sangat bervariasi tidak ada standar tetap dan tergantung konsumen, namun ada harga pasar yang realistis dan memadai. Harga kopi bisa tinggi setelah di olah ( roasting) dan di sajikan dalam bentuk serbuk. Konsumen yang srek dengan kopi kita bisa membuat harga kopi tinggi” lanjut Rasoki
Harga gabah kopi Arabika sekitar tiga puluh lima ribu rupiah perkilogram dan jika sudah Greenfields menjadi seratus lima puluh ribu rupiah perkilogram. Proses Greenfields gabah di jemur selama sehari kemudian dikupas dan diolah memakai mesin sehingga kadar airnya hanya 15 persen.
Rasoki membeberkan pernah menjual kopi dalam bentuk serbuk kopi seharga satu juta rupiah perkilogram, itu di beli konsumen dari Pekanbaru dan Sumatera Barat dan berlangganan kopi itu cukup lama.
Harga kopi di Madina empat ratus ribu rupiah merupakan salah satu Visi-Misi Pasang Suka ( Sukhairi -Atika) pada saat di jabarkan pemaparan Visi-Misi sebelum Pilkada Madina Melalui Atika Azmi Utammi kini jelas terdengar. Dari harga penjualan Petani Kopi ( Rasoki) dari Simpang Banyak Julu mencapai satu juta rupiah jelas naik dua kali lipat dari Visi-Misi pasangan SUKA.
Rasoki sendiri pernah ikut sosialisasi tentang pengembangan kopi di Medan dan hasil sosialisasi itulah yang diterapkannya.
” Instansi terkait pernah juga menggelar sosialisasi tentang budidaya kopi di kecamatan Ulu Pungkut kepada Petani kopi. Ada juga petani kopi dari Jawa yang sudah melakukan studi banding ke Simpang Banyak Julu. ” Lanjutnya
Saat ini sangat trend Shop Coffee dan Cafe Coffee di daerah Panyabungan dan daerah lain begitu juga. Target pasar kopi dari Madina bisa menutupi semua Cafe Coffee di berbagai daerah namun harus ada pembenahan dari pemerintah.
” Tentunya kita petani kopi dari Simpang Banyak Julu sangat berharap kepada pemerintah untuk melakukan pembenahan kepada petani kopi. Bibit kopi yang baik bantuan pemerintah sangat di nantikan begitu juga alat-alat pengolahan kopi” harap Rasoki
Selama ini petani kopi Simpang Banyak Julu mengolah ( roasting) kopi di desa tetangga yang sudah memiliki fasilitas Roasting kopi.
Rasoki juga berharap ada bantuan pemerintah untuk membentuk koperasi yang bisa menampung hasil kopi sehingga standar harga real dan memadai guna mengelakkan tengkulak. Rasoki juga berharap ada bantuan pemerintah untuk membuat branded kopi Simpang Banyak Julu. (Bakti Wijaya)
Komentar