MNC Trijaya Mandailing Natal (11/04) (Panyabungan) – Kebutuhan harian pada bulan suci ramadhan hingga puncak menjelang Hari raya idul Fitri ( lebaran) pada umumnya sangat meningkat dibandingkan dengan kebutuhan di hari-hari biasa. Benar pada umumnya pada keluarga untuk ummat muslim di dunia akan sangat melonjak kebutuhan. Keperluan untuk sahur hingga berbuka dipastikan ada bukaan ( takjil) meskipun seadanya yang artinya ada pengeluaran tambahan.
Selama 30 hari dibulan ramadhan dilaksanakan ibadah puasa untuk ummat muslim di dunia ditambah sholat tarawih , zakat fitrah menjelang idul Fitri dan ibadah lainnya serta ibadah yang wajib dan Sunnah lainnya.
Tradisi baju baru di hari raya idul Fitri ( lebaran) masih ada hingga kini. Baju baru pada lebaran memang bukan kewajiban namun hanya tradisi dikalangan masyarakat. Masyarakat Mandailing Natal hingga kini masih ikut-ikutan berbaju baru dihari lebaran. Harapan yang fitrah dihari lebaran merupakan harapan semua insan. Bersilaturahmi satu sama lain antar insan yang jauh serta yang dekat. Lebaran yang hanya hadir sekali setahun tepatnya dibulan Syawal, insan bersilaturahmi dengan orang sekitar dan orang-orang terdekat. Terkadang sanak saudara hanya berjumpa disaat lebaran karena dipisahkan oleh waktu dan tempat.
Pertemuan yang hanya sekali setahun atau dua tahun atau bahkan bertahun-tahun disinyalir membuat insan ingin kesan yang indah disaat pertemuan sehingga membuat mainset harus serba baru. Tidak ada pakaian baru dihari raya ( lebaran) juga tidak ada apa-apa yang penting hati didalam IdulFitri sudah meraih kemenangan dihari yang Fitri.
Namun, sebagai orang tua tidak ingin keluarganya tidak memiliki pakaian baru disaat lebaran. Orang tua pasti mengupayakan untuk kebutuhan pakaian baru anak dan istrinya. Diluar kewajiban ibadah pada bulan ramadhan orang tua pasti putar otak menciptakan rupiah untuk kebutuhan lebaran. Banyak usaha dadakan yang bermunculan banyak pula seseorang menambah usahanya disaat bulan ramadhan.
Fendi seorang ayah berprofesi tukang bangunan yang memiliki lima anak mengaku sulit mendapatkan tambahan pemasukan disaat ini.
” Sulit memang, dengan memilih lima anak anugrah dari yang kuasa disaat keadaan keuangan tidak menentu disebabkan pekerjaan yang sulit. Seorang tukang bangunan saat ini tidak banyak warga yang membangun atau rehab rumahnya ditambah juga proyek dari dinas-dinad belum turun begitu juga Dana Desa belum kucur jadi sulit ada pekerjaan bagi kami seorang tukang ‘ beber Fendi, kepada Media di halte gunung Tua Panggorengan, Panyabungan, Madina, Sumut, sambil menatap hilir mudiknya kendaraan bermotor, Selasa, (11/04/2023).
Saat ditanya wartawan, bagaimana keadaan persiapan pakaian lebaran anaknya, Fendi menjelaskan masih belum terpenuhi.
” Pakaian anak-anak memang wajib kita upayakan ada, meskipun seadanya. Saat ini masih “random” artinya sebagian anak , sudah ada celana namun belum ada baju, ada juga sudah ada baju namun belum ada sendal dan sebaliknya, tapi itu pasti kita upayakan ” Tambah Fendi
Dijelaskan Fendi, perkara pakaian itu masih nomor seratus, intinya kebutuhan harian yang utama dan zakat fitrah menjelang lebaran.
Fendi optimis akan ada yang terbaik untuk semua orang, tidak akan ada ujian kepada seseorang diluar kemampuannya.
” Terkadang memang sering cekcok didalam keluarga karena desakan untuk persiapan pakaian lebaran, hal itu wajar karena setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Tidak mungkin juga dinaluri orang tua terasing atau beda anaknya dengan anak-anak yang lain tanpa baju lebaran ” tambah Fendi
Fendi mengutarakan yang dia alami pada umumnya dirasakan orang tua yang lain. Upaya yang terbaik untuk anak dan istri meskipun bentuk pinjaman.
Tidak juga Fendi mengatakan dibulan ramadhan susah mencari uang, namun semua orang butuh uang dikala ramadhan hingga lebaran. Kebutuhan banyak yang harus ditunaikan disaat ini.
Kepada siapa kita berharap? Tanya Fendi , ” hanya kepada NYA yang maha kaya”.
” Ini tidak harus jadi keluhan, tidak pantas dikeluhkan sebab semua orang ikut dalam situasi ini” tutup Fendi. (Bakti)
Komentar