MNC Trijaya Mandailing Natal (21/10) (Panyabungan) – Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila Kab Madina mengecam dengan tegas perlakuan sewenang-wewenang oknum TNI yang melakukan penganiyaan dan pemukulan terhadap seorang warga yang juga Kader Pemuda Pancasila. Pemuda Pancasila dilatih untuk memiliki jiwa korsa yang kuat, satu orang kader yang disakiti pasti semua kader PP merasakan sakitnya. Jadi tentu kita tidak menerima perlakuan oknum tersebut dan kita minta harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Demikian disampaikan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kab Madina Akhmad Arjun Nasution melalui Ketua Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan Syamsul Hidayat (Nanda) Nasution, SH bersama Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotan Al-Hasan Nasution, S.Pd dan Komandan KOTI Mahatidana Syafruddin Ucok Godang Lubis ketika menerima pengaduan warga bernama Rahmat di Sekretariat MPC PP Kab Madina Jln Willem Iskander Pidoli Dolok. Kamis (21/10).
Nanda menjelaskan, bahwa PP akan melakukan pendampingan advokasi dan proses hukum atas kejadian semena-mena ini.
“Apapun alasannya tindakan oknum TNI tsb tidak bisa kita tolerir dari segi apapun, baik secara nurani dan hukum. Apalagi main hakim sendiri dengan memukuli warga yang tak berdosa dan cacat fisik. Biarpun PP sendiri dilahirkan oleh TNI, tapi tentu saja ini sangat menyakitkan kita. Kejadian ini diluar nalar sehat kita” ujar Nanda.
Tapi Nanda sendiri mengaku bahwa tindakan oknum TNI tsb tak ada korelasinya dengan tupoksi institusi berloreng hijau tsb. “Ini hanya kelakuan oknum, tapi tentu ini sangat mencoreng dan merusak nama baek institusi TNI” ujarnya.
Diperoleh keterangan dari Rahmat, warga Desa Pagur Kec Panyabungan Timur yang juga anggota MPC PP Kab Madina menjelaskan kronologis kejadian bahwa pada hari Rabu, 20 Oktober 2021 sekitar pukul 13.45 bahwa dia dipukuli dan dianiaya oleh seorang oknum TNI inisial N di Jln Lintas Barat Panyabungan.
Rahmat menjelaskan bahwa pada saat itu dia sedang ada urusan dalam proses peminjaman ke seorang toke bernama Bu Lina. Tiba-tiba saat dia keluar dari mobil sesaat sampai ke rumah Toke tsb, Rahmat terkejut karna tanpa aba-aba dia langsung ditarik paksa, dipukuli sampai ratusan kali hingga babak belur belur dan dianiaya oleh OTK (Orang Tak dikenal) dan disaksikan oleh puluhan masyarakat yang ada disana.
” Saya tak kenal dia, dan saya tak ada masalah dengan dia. Tiba-tiba saya langsung diseret paksa dan dipukuli. Saya udah bilang ini salah faham, dan jangan gegabah. Dan masyarakat juga banyak yg melerai dan memisahkan. Tapi toh tetap aja dia dak mau tau. Dan terus memukuli dan menganiaya saya” ujar Rahmat yang dalam keadaan cacat dan memakai tongkat untuk penyangga kakinya akibat kecelakaan beberapa waktu yang lewat.
Setelah kejadian tersebut, Rahmat mencari tau siapa yang oknum yang memukuli dia dan dia baru tau belakangan bhw ybs adalah oknum TNI yang menurut informasi dari masyarakat kata Rahmat, diduga kuat salah satu bandar dari bisnis haram perjudian yg merajalela di Madina
Tak lama kemudian, masih Rahmat berselang satu jam tiba-tiba oknum TNI tsb datang menjumpai dia dan menyatakan permohonan maaf karna telah salah orang serta menyesal atas kejadian tersebut dan oknum tsb meminta kejadian tersebut tidak diperpanjang.
Rahmat dan keluarga tentu saja tidak menerima perlakuan sewenang-wewang tersebut, karna merasa tidak mengenal oknum TNI tersebut dan tidak ada masalah apapun dengan dia. Rahmat mengaku telah melakukan visum ke RSU atas penganiyaan tsb dan melaporkan oknum tsb ke Propam Polisi Militer di Panyabungan dan Propam Medan. (21/10)(009)
Komentar