Aminah Butuh Uluran Tangan Dermawan Bantu Perobatan Anaknya Yang Alami Gangguan Jiwa

Daerah453 views
polresmadina

MNC Trijaya Mandailing Natal (21/08) (Batahan) – Memasung atau merantai orang yang mengalami gangguan jiwa masih dilakukan masyarakat kalangan bawah. Begitu juga dengan yang dialami Pria malang bernama Ahmat Rosadi (39) warga Desa Batahan 1 Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang dirantai orangtuanya sendiri di dalam rumah.

“Anak saya dikurung di ruang dapur dengan kaki dan tangan dirantai besi karena sering mengamuk”.ungkap Aminah Hasibuan (72) ibu dari Ahmad Rosadi kepada wartawan, Minggu (21/08/2022)

iklansoman

Aminah juga bercerita, Ahmat Rosadi mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun yang lalu. Namun semakin parah dalam beberapa bulan terakhir ini.

“Sebenarnya gangguan jiwanya tidak begitu parah sebelumnya, namun tiga tahun belakangan penyakit ini kumat dan semakin parah. Dia sering mengamuk tak beralasan, bahkan kemarin saat perayaan HUT RI kemaren, dia memukul saya sehingga mengakibatkan tangan dan kaki saya terkilir”.ujarnya

Dalam pengakuannya, sebelum diikat, Ahmat Rosadi sudah pernah dibawa berobat ke dokter hingga dukun. Dan selama menjalani pengobatan medis, dokter memberi obat penenang, dan pengobatan tradisional juga sudah dilakukan, namun nyaris tidak ada perubahan yang signifikan.

“Segala upaya perobatan sudah dilakukan kemana-mana, namun kondisinya tapi tetap saja seperti ini. Malah terakhir ini dia sering mengamuk dan memukul serta mengancam, “kubunuh kau nanti biar saya dapat uang”, kata Aminah menirukan ucapan Ahmat kepada wartawan melalui seluler sambil menangis

Aminah yang kesehariannya sebagai pedagang sayur keliling ini akhirnya memilih melakukan cara pasung kepada Ahmat Rosadi yang merupakan anak semata wayang tersebut akibat kewalahan dan tidak memiliki biaya untuk berobat.

“Anak saya ini sudah menikah dan memiliki tiga anak yakni Mudurika (18), Mitra (10) dan Muhammad Rahman (6). Kini mereka tinggal serumah dengannya sejak ditinggal menanantunya sekitar tiga tahun lalu”.paparnya

Dan beliau sangat mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah dan juga para dermawan untuk dapat meringankan beban hidup serta dapat membantu biaya perobatan anak tunggalnya yang mengalami gangguan jiwa tersebut.

“Saya sudah tua, mencari nafkah hanya berjualan sayur keliling yang hasilnya tidak mampu menutupi biaya makan bagi anak dan ketiga cucu, apalagi untuk membawa anak saya kembali berobat, saya sudah tak sanggup lagi”.akunya sedih. (007)

PPP

Komentar